Kita lagi di jalan menuju suatu tempat dan mampir di depan warung Mie untuk beli dua bungkus Yamien pesanan seseorang. Saat itu kita di Jalan Sadewa. Lyn turun untuk beli Mie Baso, akupun cari tempat teduh untuk parkir di tepi jalan. Setelah parkir, buka jendela mobil dan menunggu Lyn selesai 'bertransaksi'.
Sambil SMS-an, akupun melihat di spion, seorang oma tua berjalan pelahan di sebrang jalan. Dengan dandanan tipikal oma2 yang klasik: pake sendal jepit, memegang payung di tangan kirinya karena hari panas, tangan kanannya membawa keranjang belanja yang ditutup lap serbet kotak2, entah apa isinya...
Sebentar kemudian aku mendengar suara klakson berulang2. DIN, DIN-DIN, DIN... seperti orang yang tidak sabar. Aku liat di spion lagi, sebuah mobil CRV warna silver ternyata mengelaksoni si oma tadi yang memang sedang melewati beberapa mobil yang diparkir di pinggir jalan. Klakson CRV itu bunyi terus, memang jelas pengemudinya ga sabar, karena dia tidak bisa melewati si Oma yang berjalan pelan tadi...
Akhirnya si Oma itupun bergeser ke pinggir jalan dan mobil CRV itupun berlalu tancap gas melewati mobilku. Pengemudinya, seorang nona modis berkacamata hitam, yang sedang asik ketawa-ketiwi ngobrol menggunakan hapenya...
Ya ampuun, kok bisanya ya? si nona meliat oma tua tadi sebagai apa ya? Atau jangan2 sama sekali tidak nampak di matanya? Kesannya hebat sekali ya dia, dan sudah hilang sama sekali respeknya terhadap orang lain, seorang ibu yang sudah sepuh, yang berjalan-pun sudah susah, di tengah terik siang hari, sementara si nona tadi tanpa sedikitpun peduli hanya merasa bahwa ada orang lain yang menghalangi jalan mobilnya... Masih adakah yang namanya kepekaan, respek dan empati?
Kalau itu potret masyarakat kita, generasi muda kita, mau jadi apa bangsa kita? Mudah2an peristiwa yang aku saksikan itu hanya satu peristiwa saja.
Sambil SMS-an, akupun melihat di spion, seorang oma tua berjalan pelahan di sebrang jalan. Dengan dandanan tipikal oma2 yang klasik: pake sendal jepit, memegang payung di tangan kirinya karena hari panas, tangan kanannya membawa keranjang belanja yang ditutup lap serbet kotak2, entah apa isinya...
Sebentar kemudian aku mendengar suara klakson berulang2. DIN, DIN-DIN, DIN... seperti orang yang tidak sabar. Aku liat di spion lagi, sebuah mobil CRV warna silver ternyata mengelaksoni si oma tadi yang memang sedang melewati beberapa mobil yang diparkir di pinggir jalan. Klakson CRV itu bunyi terus, memang jelas pengemudinya ga sabar, karena dia tidak bisa melewati si Oma yang berjalan pelan tadi...
Akhirnya si Oma itupun bergeser ke pinggir jalan dan mobil CRV itupun berlalu tancap gas melewati mobilku. Pengemudinya, seorang nona modis berkacamata hitam, yang sedang asik ketawa-ketiwi ngobrol menggunakan hapenya...
Ya ampuun, kok bisanya ya? si nona meliat oma tua tadi sebagai apa ya? Atau jangan2 sama sekali tidak nampak di matanya? Kesannya hebat sekali ya dia, dan sudah hilang sama sekali respeknya terhadap orang lain, seorang ibu yang sudah sepuh, yang berjalan-pun sudah susah, di tengah terik siang hari, sementara si nona tadi tanpa sedikitpun peduli hanya merasa bahwa ada orang lain yang menghalangi jalan mobilnya... Masih adakah yang namanya kepekaan, respek dan empati?
Kalau itu potret masyarakat kita, generasi muda kita, mau jadi apa bangsa kita? Mudah2an peristiwa yang aku saksikan itu hanya satu peristiwa saja.
Powered by ScribeFire.
1 comment:
ya, maka lupakanlah kebanggaan bahwa bangsa ini bangsa yang mengerti sopan santun.. ga! bangsa ini semakin ga tau apa artinya sopan santun, empati bahkan menjadi individualis sekalipun ga paham artinya.. yang tua dan yang muda sama-sama mengalami krisis kepekaan.. semua seperti diskonek..mengerikan!
Post a Comment