Weekend ini memang long weekend sehubungan dengan libur 17-an. Dan seharusnya kita sudah tahu bahwa Bandung akan padat - sudah biasa...
Tapi sore kemaren memang luar biasa. Bete banget. Perjalanan dari Pajajaran ke Setiabudi bisa makan waktu hampir 2 jam.
Jalanan padat dipenuhi mobil2 berpelat nomor luar kota. Lalu kita jadi berpikir. Kok kita sebagai warga kota jadi kebagian ga enaknya. Yang enak hanya yang empunya hotel, resto, FO dan tempat rekreasi - mereka yang secara langsung dapat keuntungan besar dari ramainya kota Bandung. Lalu bagaimana dengan sisa warga kota yang lain. Kita hanya kebagian macet, polusi dan sampah yang ditinggalkan orang2 yang datang dari kota lain. Beban lingkungan hidup? Sudah pasti lebih banyak, semakin berat. Padahal sekarangpun di hari2 kerja kota Bandung sudah sangat padat. Semestinya lingkungan kota-pun perlu punya waktu untuk istirahat...
Lalu untuk warga kota ga nyaman? Udah pasti banget...
Memang orang2 Jakarta banyak yang mampir Bandung karena kotanya sendiri ga nyaman. Tapi gimana dengan kita yang kotanya sebetulnya cukup nyaman, tapi kemudiani jadi ga nyaman karena diserbu orang2 luar kota. Banyak dari kita yang jadinya hanya memilih untuk tinggal di rumah. Dan situasi ini semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Mencari SOLUSI?
Apa yang bisa kita lakukan? Apa yang seharusnya pemerintah kota lakukan? Seharusnya ada sesuatu yang bisa dilakukan supaya situasi ini menguntungkan semua pihak dan bukannya merugikan sebagian besar warga kota. Tapi masalahnya apakah pemkot memikirkan hal ini? Mungkin juga mereka ga pernah kena macet ya karena pejabat kota kalo ke mana2 pasti dikawal fore-rider... Melihat ke depan jangan2 ini bakalan semakin sulit diantisipasi kelewat buruk. Saat ini pun sudah sulit membayangkan solusinya apa yang mungkin. Bisa ga sih pemkot membatasi mobil wisata luar kota misalnya hanya di minggu pertama dan ke tiga, supaya warga kota Bandung punya waktu untuk menikmati kotanya sendiri.
Mungkin ga pemkot memberlakukan semacam tiket masuk kota Bandung (Bandung sebagai kota wisata), supaya pemkot punya dana tambahan untuk pembangunan kota atau fasilitas2 umum yang diperuntukkan meningkatkan kenyamanan warga kota atau para wisatawan. Untuk membangun tempat parkir di kawasan Cihampelas misalnya, memberlakukan area pejalan kaki di area2 tertentu, transportasi umum yang lebih OK, dll. Pemkot punya dana, masyarakat Bandung bisa dapat fasilitas baru dan Bandung pun lebih maju.
Pertanyaannya, akankah ada kepedulian ke sana?
Tapi sore kemaren memang luar biasa. Bete banget. Perjalanan dari Pajajaran ke Setiabudi bisa makan waktu hampir 2 jam.
Jalanan padat dipenuhi mobil2 berpelat nomor luar kota. Lalu kita jadi berpikir. Kok kita sebagai warga kota jadi kebagian ga enaknya. Yang enak hanya yang empunya hotel, resto, FO dan tempat rekreasi - mereka yang secara langsung dapat keuntungan besar dari ramainya kota Bandung. Lalu bagaimana dengan sisa warga kota yang lain. Kita hanya kebagian macet, polusi dan sampah yang ditinggalkan orang2 yang datang dari kota lain. Beban lingkungan hidup? Sudah pasti lebih banyak, semakin berat. Padahal sekarangpun di hari2 kerja kota Bandung sudah sangat padat. Semestinya lingkungan kota-pun perlu punya waktu untuk istirahat...
Lalu untuk warga kota ga nyaman? Udah pasti banget...
Memang orang2 Jakarta banyak yang mampir Bandung karena kotanya sendiri ga nyaman. Tapi gimana dengan kita yang kotanya sebetulnya cukup nyaman, tapi kemudiani jadi ga nyaman karena diserbu orang2 luar kota. Banyak dari kita yang jadinya hanya memilih untuk tinggal di rumah. Dan situasi ini semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Mencari SOLUSI?
Apa yang bisa kita lakukan? Apa yang seharusnya pemerintah kota lakukan? Seharusnya ada sesuatu yang bisa dilakukan supaya situasi ini menguntungkan semua pihak dan bukannya merugikan sebagian besar warga kota. Tapi masalahnya apakah pemkot memikirkan hal ini? Mungkin juga mereka ga pernah kena macet ya karena pejabat kota kalo ke mana2 pasti dikawal fore-rider... Melihat ke depan jangan2 ini bakalan semakin sulit diantisipasi kelewat buruk. Saat ini pun sudah sulit membayangkan solusinya apa yang mungkin. Bisa ga sih pemkot membatasi mobil wisata luar kota misalnya hanya di minggu pertama dan ke tiga, supaya warga kota Bandung punya waktu untuk menikmati kotanya sendiri.
Mungkin ga pemkot memberlakukan semacam tiket masuk kota Bandung (Bandung sebagai kota wisata), supaya pemkot punya dana tambahan untuk pembangunan kota atau fasilitas2 umum yang diperuntukkan meningkatkan kenyamanan warga kota atau para wisatawan. Untuk membangun tempat parkir di kawasan Cihampelas misalnya, memberlakukan area pejalan kaki di area2 tertentu, transportasi umum yang lebih OK, dll. Pemkot punya dana, masyarakat Bandung bisa dapat fasilitas baru dan Bandung pun lebih maju.
Pertanyaannya, akankah ada kepedulian ke sana?
No comments:
Post a Comment