Saturday, May 30, 2009

'don't think about the past or the future'

Rabbi Elisha ben Abuyah used to say:

“Those who are open to life’s lessons and who nurture no prejudices are like a blank sheet of paper on which God writes his words with divine ink

“Those who are always looking on the world with cynicism and prejudice are like a sheet of paper already written upon and on which there is no room for new words.

“Don’t bother about what you already know, or what you don’t know. Don’t think about the past or the future, just let the divine hands write down each day the surprises of the present”.

from warrior of the light

Wednesday, May 20, 2009

Tepian Tanah Air






Gambar-gambar ini cuplikan dari buku Tepian Tanah Air...
Buku yang bagi saya luar biasa, hasil karya teman-teman yang menjelajah halaman rumah Indonesia dalam Ekspedisi Garis Depan Nusantara, menyambangi 92 pulau terluar milik kita semua...
Belum pernah sebelumnya ekspedisi semacam ini kita laksanakan sejak negara kita merdeka 64 tahun yang lalu. Dengan sebuah kapal kecil, teman-teman dari komunitas Rumah Nusantara dan Wanadri ditambah anggota masyarakat - khususnya Bandung mengunjungi, mendata dan memberi penanda pada pulau-pulau tersebut. Foto-foto di dalam buku ini yang menunjukkan betapa luar biasanya Negara Kepulauan Republik Indonesia dari halaman ke halaman membuat diri merasa haru pun merasa tersentuh tentang bagaimana kita sebagai masyarakat masih sangat tidak menghargai 70% wilayah negara kita yang berupa lautan dan perairan...

Saat blog-post ini ditulis, ekspedisi baru saja berangkat melaksanakan perjalanan ke bagian tengah Indonesia.
Kita doakan ekspedisi ini berjalan lancar dan selanjutnya membawa makna dan penghayatan baru pada bagaimana kita merefleksi diri sebagai bangsa yang memiliki satu-satunya negara dengan keunikan seperti Indonesia di planet ini.

pesan sponsor saya : dukung ekspedisinya, miliki bukunya, cintai negeri kita

www.garisdepannusantara.org

Saturday, May 9, 2009

Jambore VW - Sabuga

It's not a car, it's a Volkswagen
Entah kenapa mobil ini sejak dulu selalu menarik perhatianku. Mungkin karena ga ada mobil yang karakternya seperti VW ini. Jadi dia itu memang bukan mobil, tapi ya VW.
Aku senang bahwa komunitas VW masih terus eksis sampe hari ini.
Dateng ke pameran ini jadi ngingetin aku masih punya 'harta' di garasi.
Sebuah VW Beetle 1500 tahun 1968 (buset udah 40 tahun lebih ya) yang minggu berikutnya langsung aku bersihkan dan nyalakan mesinnya.
Mudah-mudahan aku segera punya modal untuk membawanya kembali berkeliaran di jalanan kota Bandung - Keliling kota sama anak-anak dan mantan pacarku... Betapa asiknya... Amin.

Saturday, May 2, 2009

Pour Daisy by Anne Nurfarina

Udah lama banget teman saya Anne ini ga berkarya. Karya-karya terakhirnya adalah karya grafis yang dibikin waktu tugas akhirnya di SR ITB kalo ga salah. Anne Nurfarina (sekarang dosen DKV Universitas Pasundan) yang sobat karibnya adikku Ine, tiba-tiba mengirim SMS dan mengundang aku untuk hadir ke pembukaan pamerannya di Galeri Titik Oranye - di sekitar Taman Pramuka Jalan Riau... Surprise juga...

Anne Nurfarina
Ceritanya proses Anne berkarya kali ini gara-gara terus dimotivasi oleh temannya Dessi. Dessi sendiri saya kenal adalah seniman keramik. Kebetulan waktu mengijinkan, meluncurlah saya ke tempat pamerannya Anne. Kapan lagi, ya ga? Kebetulan juga udah agak lama saya tidak mampir-mampir ke galeri dan ngobrol2 sama teman-teman seniman. Sesuatu yang dulu sempat cukup sering saya lakukan...



Karya Anne seperti yang dulu punya ciri khas ke kanak-kanakan. Itu menurut saya. Tapi kali ini karena medianya kanvas dan pinsil, karakter Anne muncul agak beda. Walaupun gaya Anne yang 'dekoratif - centil' tetap kental teramati. Menarik. Buat saya menarik karena temanya adalah tentang dirinya sebagai seorang ibu, kreasinya yang tampil tidak berwarna seakan jadi bertolak belakang.
Bagaimanapun ada suasana suram di sana. Tapi toh detail-detailnya sangat riang dan dinamis...
Lucu juga jadinya...

Eniwei, kenapa saya senang ketemu para seniman terutama karena mereka (pada umumnya) punya beberapa ciri khas di dalam ke-senimanan-nya yaitu, yang pertama adalah BERKARYA. Kadang mereka berkarya hanya karena sekedar ingin berkarya, demi mengekspresikan sesuatu yang ada dalam diri mereka. Ini yang menarik. Ini yang buat saya rasanya sangat humanis, karena sangat nyambung dengan spirit kebebasan - freedom. Melakukan sesuatu bukan karena tuntutan orang, bukan atas dasar order (pesanan), bukan karena aturan atau perintah orang lain...
Kedua, mereka (tidak semua juga) berupaya betul menampilkan diri mereka apa adanya. Style Gue jadi penting artinya. Kalo niru gaya atau langgam orang lain bukan seni namanya...

Mungkin tidak banyak yang menyadari betapa luar biasanya dua hal itu. Buat saya ada banyak esensi kemanusiaan yang hadir dalam dua hal tersebut : berkarya dan ekspresi diri.

Jadi, wilujeng kanggo teh Anne. Semoga tidak berhenti berkarya...