Friday, March 29, 2013

Create and Live

Saya percaya manusia, setiap yang manusia dianugerahi hidup, dikaruniai kehidupan oleh Sang Kuasa membawa bersamanya maksud-tujuan-pemaknaan Ilahiah tertentu.

Kehidupan sebagai buah kreasi Ilahi, adalah sebuah rangkaian keajaiban yang tidak ada habisnya. Kita mulai dari proses tumbuh kembang janin di dalam rahim seorang ibu, yang kemudian lahir sebagai bayi dan selanjutnya berkembang menjadi manusia dewasa. Proses kelahiran dipicu oleh munculnya hormon dalam tubuh ibu dan sang janin, saling menandai saat mana sang Ibu dan sang janin - keduanya sudah siap masuk ke dalam proses persalinan. Proses yang menghantar sang janin lahir ke dunia. Perjuangan si kecil menerobos jalan lahir dari rahim sang ibu lahir ke dunia fana ini juga tidak kalah menakjubkan - karena ternyata di sinilah proses kehidupan manusia kecil ini dimulai, perjuangan di jalan lahir inilah yang akan menyiapkan sang bayi menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan di kehidupannya kelak. Sebelum proses kelahiran ini, selama 9 bulan terjadi sebuah proses luar biasa bagaimana sang janin berkembang dari satu sel menjadi manusia kecil yang serba kompleks - dengan segala fungsi jasmaniah yang membalut raganya, dengan kecerdasan otaknya yang mampu memahami semesta, dengan ragam perangai yang tak terhitung jumlahnya, dengan kesadaran-kesadaran dirinya yang tak mungkin terdefinisikan...

Rangkaian keajaiban tadi dimulai saat bertemunya satu dari jutaan sel sperma dengan sel telur, setelah melalui proses yang tidak kalah luar biasanya, setelah bertemunya dua orang dari sekian banyak individu di muka bumi ini - yang dalam balutan cinta kasih kemudian saling meyakini bahwa dialah pasangan hidupku.

Lalu untuk apakah kehidupanku saat aku sudah bisa berdiri, berpikir, bersikap dan bertindak...

Orang jawa bilang 'urip mung mampir ngombe'... mungkin ada benarnya, tapi ungkapan ini juga ada yang kurang, karena lalu apa maknanya segala proses keajaiban yang kita lalui hanya kita jalani tanpa membuat perubahan di muka bumi ini?

Create and Live. Kata-kata yang saya pilih untuk menamai blog saya ini adalah keyakinan saya bahwa seperti halnya hidup adalah kreasi ilahi, sebaliknya hidup kita harus juga menghasilkan sesuatu. Sesuatu itu, saya yakini adalah kebaikan-kebaikan - apapun wujudnya. Sepanjang kita diberi nafas, kita harus berikhtiar untuk menciptakan kebaikan-kebaikan, bukan untuk diri kita semata, tapi juga untuk semesta, untuk lingkaran di luar diri kita. We all have to leave some legacy. Kita harus meninggalkan sesuatu yang baik untuk generasi mendatang. Sehingga generasi demi generasi, setiap individu yang hadir - dilahirkan di muka bumi ini bisa meyakini bahwa hidup, kehidupan adalah memang buah keajaiban yang dihadirkan Sang Kuasa...

Saat kita berkreasi, mencipta, saat itulah kita hidup... saat itulah hidup kita menjadi bermakna...

Fast Food Junk


Belum lama ini kami sekeluarga memutuskan mampir ke sebuah rumah makan fast food untuk makan pagi bersama. Kalau diingat sudah lama sekali mungkin sudah tahunan tidak menginjakkan kaki di tempat ini. Fast food memang bukan kegemaran kami. Kalau tidak karena terpaksa fast food sedapat mungkin kami hindari.

Pagi ini, dimotivasi oleh keisengan semata, kamipun mampir ke sana.

Setelah sarapan sekedarnya, dengan segala perasaan kebingungan, kami mencoba menginventaris sampah yang dihasilkan dari acara santap pagi barusan. Betapa banyak sampah yang dihasilkan hanya untuk menyajikan sarapan yang sekedarnya - yang disantap hanya dalam hitungan menit dan nutrisinya mungkin hanya menguatkan kita sampai siang hari belaka. Sungguh tidak masuk akal.

Foto di bawah ini menggambarkan sampah yang dihasilkan dari satu set pesanan makanan pagi di sebuah restoran siap saji.

Apakah kita akan kembali lagi ke sini? Tentu tidak. Sama sekali tidak. Posting ini hanya untuk mengingatkan bagaimana kenyamanan - kepraktisan hanya akan menimbulkan keburukan pada lingkungan hidup kita. Semoga kita semua belajar untuk lebih peduli dengan mengambil keputusan-keputusan yang berdampak sesedikit mungkin terhadap lingkungan hidup kita. Semoga...

Sunday, March 10, 2013

Aku dan membaca

pengantar : 
Posting ini saya ambil dari tulisan yang saya sharingkan setelah kesepakatan bersama para kakak di Smipa untuk saling membagikan pengalaman membaca setelah kami mendiskusikan bersama betapa pentingnya membaca dalam proses pembelajaran - sebagai sebuah materi di hari Rabu Belajar - Rumah Belajar Semi Palar. Sejalan dengan ini, di sekolah Semi Palar kami mencoba sebuah gerakan bersama membudayakan membaca yang diberi judul kegiatan Jaba Waskita.
 

Sekolah itu Candu | #resensibuku | #kakAndy

Sekolah itu Candu adalah buku pertama tentang pendidikan yang saya baca di sekitar tahun 1999-2000an. Buku ini saya dapatkan dari Toko Buku Kecil - yang dirintis teman saya Tarlen - yang bertempat di salah satu ruangan di komunitas Trimatra Center. Saya mengambil contoh buku ini karena buku inilah yang menurut saya sangat transformatif - mengubah - bukan sekedar cara berpikir saya - tapi juga jalan hidup saya sampai hari ini. Bisa dibilang Semi Palar ada hari ini karena buku inilah yang saya ambil dari rak buku Tobucil dan saya pilih untuk saya jadikan bacaan saya saat itu.

Mengenai isinya, seperti apa yang tertulis sebagai judul, buku ini memang sangat kritis dan (mestinya) memprovokasi pola berpikir pembacanya. Paling tidak buku ini telah memprovokasi pemikiran saya dan dalam proses selanjutnya telah mendorong berdirinya sebuah sekolah yang bernama Semi Palar.

Banyak buku yang merubah cara saya berpikir dan memandang banyak hal. Itulah sebabnya saya menjadi suka membaca buku. Sewaktu saya sekolah dulu, buku sifatnya rekreatif - karena buku membawa imajinasi saya berpetualang ke mana-mana. Buku-buku karya Karl May dengan tokoh legendarisnya Winnetou dan Old Shaterhand adalah buku-buku yang sangat membawa kesan bagi saya.
Mengenai pembelajaran, saya suka bukunya Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar. Di sisi spiritualitas, pertama saya baca bukunya James Redfield yang berjudul The Celestine Prophecy. Satu hal dari buku ini yang sekarang saya jadikan 'mantra' saya adalah :'Everything happens for a reason' atau 'tidak ada peristiwa yang sifatnya kebetulan', semua punya maksud, semua punya makna...
Setelah itu saya juga sangat terinspirasi buku2 Eckhart Tolle yang berjudul 'The Power of Now', kemudian seperti juga kak Taufan, novelnya Paulo Coelho 'The Alchemist' sangat berkesan bagi saya. Satu lagi juga buku yang buat saya 'powerful' adalah 'Conversation With God' karangan Neale Donald Walsch.

Demikian sharing saya untuk teman2 semua tentang membaca bagi diri saya. Semoga bermanfaat. O iya, kalau ada buku2 yang ingin dipinjam - dengan senang hati. Salam.

Kalau ingin tahu lebih jauh, judul2 buku lain yang saya baca saya simpan link-nya di sini:
Springpad dan Goodreads