Wednesday, August 29, 2007

Workshop Pembuatan Media Pengolah Sampah Rumah Tangga

Tanggal 29 Agustus, Semi Palar menyelenggarakan workshop pembuatan media pengolahan sampah untuk para orang tua. Saya beruntung bisa ikut terlibat di dalamnya. Fasilitatornya dari kelompok GemaPelikan (Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan); saat itu hadir Bpk Vinan dan Bang Subay yang membimbing peserta dalam workshop itu.

Pesertanya cukup banyak dari orang tua siswa dan tampaknya cukup antusias bahkan hingga saatnya kita harus mencoba sendiri membuat medianya. Mengaduk-aduk resep (termasuk di dalamnya pupuk kandang) sesuai takaran yang ditentukan untuk kemudian dibawa pulang. Media ini dibuat sebagai tempat tinggal dan berkembang-biaknya bakteri pengurai. Hasil akhirnya, selain hancurnya sampah organik (sampah dapur) adalah akumulasi bahan kompos yang bisa dimanfaatkan untuk penyubur tanaman. Menarik sekali.

Kalau ini berjalan (kita bisa menjaga kondisi media - inokulan namanya - ideal untuk berkembangnya bakteri), kita bisa mengurangi keluarnya sampah dari rumah kita, selain juga menghilangkan sampah basah - busuk - berbau di rumah kita yang otomatis juga sumber penyakit dan lainnya. Semoga apa yang kita coba ini berhasil. Paling tidak kita bisa melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk lingkungan hidup kita.

Tuesday, August 28, 2007

gerhana bulan

gerhana
kira-kira pukul 7 malam, saat bulan muncul di atas muka atap
dan mulai keluar dari bayangan bumi yang sebelumnya menutupinya secara penuh...
sayang momen-momen sebelumnya tidak terlihat dan terekam.

saat beberapa saat menatap ke langit, tiba-tiba teringat bagaimana kecilnya kita manusia
saat melihat titik-titik bintang di atas sana dan ruang hitam, angkasa tak berbatas, ciptaanNya...

momen-momen ini kalau juga kita saksikan dengan hati
mudah-mudahan mampu mengikis kesombongan-kesombongan kita
karena kita sehari-hari hanya tak pernah menatap ke atas sana
hanya sibuk dengan diri kita dan diri kita...


Saturday, August 25, 2007

one green one yellow

one green one yellow
It was quite early in the morning. The sun was just rising from the horizon.
I was taking a walk, and saw this beautiful natural composition, a yellow leaf and a green leaf next to it.
I took this picture which reminded us that we need to be aware of what's around us.
At times, we are so busy and always in a hurry that we misses all those beautiful things
that are happening around us.


Friday, August 24, 2007

teater multimedia 'Tangled Garden'

Sabtu 4 Agustus yang lalu, kami sekeluarga pergi lagi ke CCL untuk menyaksikan teater multimedia Tangled Garden, kolaborasi komunitas CCL - Iman Soleh dengan Side Track Australia. Sutradaranya, Carlos Gomez datang dr Brazil. Dalam kata pembukanya, dia bercerita bahwa dia sempat bingung ada apa sebetulnya dengan sebuah terminal yang penuh dengan angkutan (ungkapnya dlm bahasa indonesia). Tidak lama kemudian, Carlos bercerita bahwa dia segera menangkap spirit teater yg sesungguhnya lewat interaksinya dgn warga sekitar Ledeng. Dia bilang bahwa sebuah teater sesungguhnya hanya bisa eksist melalui penontonnya, lewat interaksinya yang dekat dengan masyarakatnya (society). Di banyak negara seperti Inggris, Australia, dan negara-negara lain orang bisa nonton teater hanya setelah bayar jutaan rupiah.

Sebagai sebuah suguhan teater, Tangled Garden sungguh menarik. Dimainkan oleh aktor Australia dan Indonesia, dibawakan dalam dua bahasa, bahasa lokal (Sunda - Indonesia) dan Inggris, dan menggambarkan sikap hidup, pandangan dan situasi budaya yg berbeda. Lakon ini berkisah tentang dua sahabat Ariel dan Ujang yang kembali bertemu setelah mereka dewasa dan perjalanan mereka di tatar Sunda. Dialog dibawakan bersautan dalam dua bahasa oleh Alex Blias dan Dedi Warsana. Sedangkan Maryam Supraba (memerankan Dewi) mengungkap lontaran-lontaran dialognya dalam dua bahasa sekaligus. Di sampingnya, Gusjur Mahesa dan ceu Momon (Monica Wulff) silih berganti memerankan tokoh2 pendukung cerita - salah satunya Dewi Sri Pohaci dan memperkuat alur cerita yang dibawakan.




Adegan-adegan yg ditampilkan, secara keseluruhan tampil sangat menarik. Tata panggung, pencahayaan dan musik, juga kostum walaupun sederhana diolah optimal. Komposisi panggung, olah visual yg didukung sorotan proyektor sebagai background tampil saling melengkapi, dan secara cerdas dimanfaatkan sebagai media narasi dan translasi. Cerita ini juga menyisipkan pesan-pesan filosofis tentang hidup, berkisah tentang hidup, cinta, kelemahan manusia terhadap godaan nafsu dan sebagainya. Singkatnya, Tangled Garden tampil sarat pesan.

Satu hal yang saya pribadi sayangkan, ada diselipkan adegan dan kata-kata yang yang maaf 'jorang', dalam artian hanya pantas dikonsumsi orang dewasa. Gerak-gerik yang dibawakan oleh penggalan peran si dukun, saya lihat menghapus alur cerita yang diramu berdasarkan mitologi Sunda dan Hindu.
Mungkin dimaksudkan sebagai bumbu komedi, tapi penterjemahannya saya nilai kelewat vulgar - murahan, walaupun memerankannya saya yakin tidak mudah. Beberapa kali juga tampil adegan pertarungan dan bunuh diri Walaupun digarap secara teatrikal, cerita ini memang akhirnya bukan untuk konsumsi anak-anak. Saat itu kebetulan banyak anak-anak kecil, termasuk kedua anak saya usia 7 dan 10 tahun, hadir juga teman saya dengan 2 anaknya yg jg msh kecil yg hadir karena sharing sy tentang komunitas CCL ini. Belum lagi anak-anak lingkungan Ledeng yang duduk di 'front row' dan melihat dengan jelas apa yg ada di panggung (termasuk adegan-adegan yg bukan untuk anak-anak tadi). Biasanya kami banyak mengajak anak-anak berdialog tentang apa yg kita saksikan, menggali nilai-nilai yg ada, kali ini saya dan istri memilih tidak melakukannya.

Tapi kembali lagi, sebagai sebuah pementasan teater, luar biasa. Salut!
Saya pribadi cukup penasaran untuk mengetahui bagaimana pentas ini diapresiasi oleh penonton di Darwin dan Sydney. Semoga CCL terus maju dalam eksplorasinya terhadap seni dan budaya, karena bagaimanapun ini adalah sesuatu yang makin langka di masyarakat kita. Sementara masyarakat global semakin tinggi apresiasinya terhadap apa yang kita miliki, sayang sekali kalau kita sendiri tidak punya kesadaran untuk membangun dan melestarikannya.

Cerita digarap oleh Don Mamouney, dan tata gerak oleh Iman Soleh.

Sunday, August 12, 2007

melting sky

melting sky
My wife took this picture in Jakarta, April 2006. It was midday, and we saw this strange natural phenomena.
It was a beautiful sight and scary at the same time. There was a 'halo' like ring around the sun,
but the ring itself was coloured like a rainbow. The following picture that I took a while later showed the round rainbow much clearer.

round rainbow
it was simply stunning...

Friday, August 10, 2007

be positive!

Keep your thoughts positive because your thoughts become your words.
Keep your words positive because your words become your behaviors.
Keep your behaviors positive because your behaviors become your habits.
Keep your habits positive because your habits become your values.
Keep your values positive because your values become your destiny.

-Mahatma Gandhi

stacks of stones

stack of stones

I took this shot in Middle Java on a trip last year. I like the composition.
The shapes of the stones and the different shades of grey.
the curves on top and arrays small squares underneath ...

Thursday, August 9, 2007

the story of a boy and a white tiger doll

One day, a father with his two children were taking a walk in a shopping mall. They were on the way to the book store which they occasionally do on weekends. On the way through the shopping area, the kids wandered around and had a look on the various displays of the shops. Their father walked slowly behind them. Suddenly the boy ran back towards his father, grabbed him in his arm and enthustiastically shouted: "Come, come follow me dad, I found something amazing!" The boy lead the father to a store, and pointed to something. There in the middle of a huge stack of soft toys, bears, rabbits, lions and all sort of animals toys, there sat one white tiger doll.

The boy took the white tiger off the shelf and hugged it tightly. Looking at his father with his round eyes, he said, "I really like the tiger daddy, is it expensive? Can I buy him?" This is not really his habit, as the kids do not usually ask for toys except when they do plan to go for toys. The father looked at the boy and asked "Why do you want him?" "I really like his eyes. They looked so beautiful, and he is alone." the father looked up to the shelves and it was true, the white tiger was alone. The father asked again, "And why do you think nobody bought him?" the boy said "Maybe nobody knew he was special." The father replied "Yes maybe nobody knows that white tiger is now getting scarce in the wild too."

After awhile they left the shop and went to the bookstore. The father promised him that if they had enough money after the books, and if the white tiger was still there, then it could be his.And it did, after he anxiously spent the time on the bookstore, he hurried himself back to the shop and saw the tiger was still waiting for him on the shelf.

The father let boy pay for the tiger and they went home. On the way home, the boy named the white tiger 'Cyber'; short of siberian tiger. He carefully put the white tiger amongst the other toy animals, his collections, along with his sister's that has been growing to look like a small zoo.

You see the boy is facinated with the animal world. He said that when he grew up he wanted to look after a zoo (a real zoo that is). He and his sister loves animals and looking at the way they are at the moment, they are really into and learning a lot about animals. You see the boy was only six years old.

As for his father, he thanked God for having such experience, and he silently prayed that his son's wishes may come true. Looking after God's creation, the father imagined, would be one of the most rewarding life experiences ever.

Saturday, August 4, 2007

sesepedahan ke lembang

Sedikit snapshot dari perjalanan 86ers Ride To Nature ke lembang hari minggu.
Kebetulan kali ini kedatangan banyak bintang tamu : Buche Kumis, Rudi Om dan Bambang.

Dari kiri atas ke kanan bawah :
1. pemandangan di daerah utara kawasan Cipaku, barat Jl. Setiabudhi. masih cukup hijau, pohon besar dan sawah.
2. lagi pose + sebetulnya ambil nafas (masih di area timur perumahan Cipaku),

di latar belakang sebetulnya tampak view ke arah Bandung.
3. siap-siap berangkat ke etape berikutnya

sudah masuk sebelah utara kawasan Cipaku, sudah mulai gersang. Didominasi kebun-kebun rakyat.
4, 5, 6. suasana kompetitif ... di antara teman-teman (hehe).





happy cycling bro!

Wednesday, August 1, 2007

goodreads.com

Baru aja nemu site yang lucu (karena diinvite sama Dini) untuk melist buku-buku bacaan kita.
Cocok buat yang suka baca dan sharing apa yang sudah kita baca, semacam blog tapi khusus untuk bacaan-bacaan kita. Coba aja liat di www.goodreads.com