Menerima, to accept atau nrimo (boso jowo) rasanya jadi kata kunci dari seluruh proses yang
aku jalani selama membawa Rumah Belajar Semi Palar sampai di titik ini. Kata
kedua yang sejak dulu berusaha aku pegang adalah belajar. Pertama, pembelajaran adalah sesuatu yang berjalan
sepanjang hayat. Ditambah lagi, bahwa Semi Palar menjadi pilihan untuk
memfasilitasi pembelajaran anak-anak tentunya hal belajar menjadi esensi dari segala apa yang kita lakukan di
dalamnya. Seperti kata Bpk. Komaruddin Hidayat, “guru (pendidik) yang berhenti
belajar harus berhenti mengajar”. Kalimat
ini adalah oleh-oleh para kakak (Kak Caroline, kak Wienny dan kak Taufan) dari
Konferensi Guru Nusantara bulan November 2011 yang lalu di Jakarta. Lalu belajar apa? Nah ini sangat berkaitan
dengan kata pertama ‘menerima’. Menerima bahwa segala sesuatu yang masih belum, kurang atau tidak
semestinya, semuanya adalah bahan pembelajaran buat kita. Untuk menerima,
tentunya kita harus sangat terbuka terhadap hal-hal tersebut. Setelah mampu
menerima, kita baru punya peluang untuk belajar. Kemudian setelah belajar dengan
mengolah, memahami dan menghayati tentunya kita harus belajar untuk berbuat –
melakukan sesuatu.
Menerima kemudian
aku sadari berkaitan erat juga dengan hal mensyukuri. Hal ini juga menjadi
bahan renungan dan banyak obrolan di jeda akhir tahun ini. Pada saat kita tidak
menerima suatu situasi, akhirnya memang tidak mungkin juga kita mensyukurinya.
Kalau kita yakini bahwa segala sesuatu yang terjadi membawa makna (everything
happens for a reason) tentunya segala sesuatu peristiwa itu baik adanya. Akupun
semakin menghayati bahwa segala proses yang berjalan sudah ada yang
mengaturnya; akhirnya semua kembali ke sejauh mana aku bisa menghayati situasi-situasi
yang ada, dan melangkah.
Biasanya kita hanya bersyukur atas hal-hal yang baik yang
kita terima atau alami. Jarang sekali
kita mensyukuri hal-hal yang sebaliknya. Kesadaran kita akan kekurangan yang
ada adalah pijakan luar biasa yang disediakan bagi kita untuk melangkah maju. Kita
juga sering lupa mensyukuri hal-hal yang biasa. Hal-hal sehari-hari yang rutin
dan senantiasa ada di depan kita sering lepas dari perhatian kita. Kita mudah
sekali untuk ‘taking things for granted’.
Tapi sepertinya begitulah manusia. Kalau direnungkan kembali, bahwa Semi Palar
– dengan segala kekurangannya – di tahun ini masih diberi kesempatan untuk sehari-hari
memfasilitasi anak-anak yang semangat belajar untuk terus berkembang –
menemukan bintang mereka masing-masing, adalah sesuatu yang luar biasa. Dan
selama eksistensinya, menerima, belajar dan berbuat adalah jadi kata-kata kunci
yang terus harus dihayati.
Aku meyakini, segala kesulitan dan tantangan yang ada adalah
satu paket dengan pilihanku di titik awal perjalanan ini, bahwa ini adalah arah
perjalanan yang aku ambil. Aku berdoa semoga semua teman2 yang juga memilih untuk
melangkahkan kaki di jalan yang sama : menjadi pendidik di Semi Palar bisa
menghayati hal yang sama juga.
Catatan pendek ini aku jadikan posting pertama di tahun
2012. Semoga semua yang berjalan di tahun ini bisa aku jalani berdasarkan
keikhlasan menerima, belajar dan berbuat.
No comments:
Post a Comment