ini catatan refleksiku atas 3 tahunnya semi palar. kita kumpul bersama kakak-kakak guru dan rekan-rekan di yayasan yang selama ini mendukung keberadaan semi palar.
Rekan-rekan semua yang saya hormati & cintai.
Tanpa terasa Semi Palar sudah melangkah ke usianya yang ke tiga. Apa yang
dulu berupa angan-angan, cita-cita, imajinasi, sekarang sudah bisa kita
lihat dan rasakan keberadaannya. Seperti yang kita hayati bersama bahwa tidak ada satu peristiwa-pun yang
terjadi secara kebetulan, perjalanan kita sebelum Semi Palar dan tiga tahun
kita di Semi Palar semoga berbicara banyak pada kita tentang banyak hal, dan
juga tentang diri kita dan rencana Tuhan atas diri kita saat ini.
Sore ini pula kita duduk bersama di dalam satu ikatan yang kita sebut
bersama sebagai Semi Palar, ijinkan saya menyampaikan pengantar pendek untuk
obrolan kita hari ini.
Secara wujud fisik, Semi Palar tampil sebagai sebuah sekolah. Tapi di dalam
spiritnya, saya bisa merasakan ada sesuatu yang luar biasa besar di dalamnya
karena peran dan kontribusi kita masing-masing dari kita semua yang terlibat
di dalamnya.
Dari semua yang kita alami sampai di titik ini, ternyata Semi Palar bukan
sebuah sekolah yang luar biasa, tapi di Semi Palar kita malahan kembali ke
dasar - back to basic, ke hal-hal yang semakin banyak terlupakan -
terabaikan di tengah segala kemajuan umat manusia sekarang ini.
Di Semi Palar kita ternyata lebih banyak bicara tentang relasi antar
manusia, tentang alam lingkungan kita, tentang Tuhan, tentang misteri alam
dan kehidupan, dan bagaimana kita masing-masing berperan di dalamnya. Kita
semakin banyak bicara tentang keberagaman kita, penghayatan kita terhadap
kemanusiaan kita, kebanggaan terhadap budaya kita dan tentang kecintaan kita
kepada bangsa dan negara Indonesia. Seperti yang bisa saya rasakan, semua
ini ada bukan dikulit belaka tapi datang dari hati nurani kita dan anak-anak
kita.
Semoga kita semakin lama semakin yakin bahwa pendidikan adalah bukan
bertujuan sekedar menguasai matematika, bahasa dan teknologi; bahwa belajar
adalah tentang kehidupan, dan kehidupan sebagai anugerah Tuhan adalah SAKRAL
dari segala aspeknya.
Anak-anak yang jadi titik sentral aktifitas kita di Semi Palar melalui
kejernihan dan kepolosannya mudah-mudahan bisa membawa kita semua bercermin
diri, ber-refleksi dan memahami diri kita, makna hidup kita dan menghayati
kehidupan kita manusia di alam semesta yang jadi anugerah terbesar Sang
Pencipta bagi kita.
Baru di kesempatan ini kita semua berkumpul dan berjumpa. Selama ini masih
saya yang jadi titik persilangan obrolan dengan Ipong, Kang Aat, dll.
Mudah-mudahan momen yang mempertemukan kita semua hari ini jadi titik
pijakan yang baru buat kita semua.
Terima kasih buat semua, terutama kakak-kakak: Claudine, Yuyun, Caroline,
Feka, Wienny, Eet, Vanie, Chicha, mas Woto dan Mba Esih, pak Muklis, yang
mendenyutkan dan memberi nafas buat Semi Palar hari demi hari; teman-teman
baru Nia, Palupi, Ima; Buat teman-teman di yayasan: Ipong, kang Aat, Santi,
Anne, ibu Peter, secara khusus Pak Peter dan semua keluarga dan teman yang
terus mendukung kita, memberi motivasi dan inspirasi. Buat bapak-bapak
pekerja yang mewujudkan fisik tempat ini.
Dan kemudian buat orang tua murid yang meletakkan kepercayaan buat Semi
Palar jadi tempat anak-anaknya bertumbuh kembang.
Semoga kita semua mampu mewujudkan apa yang dipercayakan olehNya kepada kita
semua.
Salam Smipa, Andy, 21 September 2007